Rabu, 27 September 2017

Laporan Jamur Pathogen

BAB I
 PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

Perkembangan penyakit didukung oleh tiga faktor yaitu inang yang rentan, pathogen yang virulen, dan lingkungan yang mendukung. Pathogen mempunyai daya virulensi yang mempu menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi patogenesitas. Gejala layu dan rontok pada daun serta perkembangan bercak diduga merupakan akibat dari substansi-substansi yang disekresikan pathogen dalam mekanisme penyerangan untuk melumpuhkan inang. Substansi utama yang disekresikan pathogen kedalam tubuh tumbuhan untuk menimbulkan penyakit secara langsung maupun tidak langsung adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida.
Mikroorganisme yang dapat merugikan tanaman dapat mengakibatkan tanaman yang menjadi inang mikroba pengganggu tersebut tumbuh tidak normal, tanaman layu, menguning, kerdil dan sebagainya. Maka tanaman tersebut mengalami gangguan (sakit). Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman perupakan penyimpangan dari keadaan normal. Sejumlah mikroorganisme (terutama jamur dan bakteri) diketahui merupakan antagonis terhadap jamur penyebab penyakit tanaman.

1.2. Tujuan Praktikum

            Praktikum Isolasi Jamur Pathogen Tanaman bertujuan untuk mengetahui, mengerti, dan memahami cara isolasi jamur pathogen tanaman secara benar. Kemudian dapat menjelaskan cara isolasi jamur pathogen tanaman secara lancar. Selain itu, praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat melakukan isolasi jamur pathogen tanaman dengan baik dan benar.



BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA


Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sel) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatic atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filament atau benang-benang bercabang (multiseluler), berkembangbiak secara seksual dan aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mampu untuk memproduksi makan sendiri karena jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Karbon berasal dari sumber anorganik misalnya glukosa. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa organic baik dari bahan organic mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotroph. Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup da nada pula yang memperoleh makanan dari bahan organic mati seperti sisa-sisa hewan atau tumbuhan. Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan organic mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan parasite. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk jamur biasanya berupa pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis. Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klasifikasi dapat ditentukan, secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna/tidak berwarna yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia, sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium, helminthosporium, dll), dan tuberculariaceae (fusarium). (Kusnadi, 2003)

Aspergillus sp adalah suatu jamur yang tersebar luas di alam dan bersifat kosmopolitan. Selain itu, merupakan jamur saprofit sehingga dapat menyebabkan kerusakan di sejumlah bahan makanan dan biji – bijian karena menghasilkan mikotoksin. Aspergillus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidia muncul dari foot cell (misellium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigma dan akan tumbuh konidia membentuk rantai berwarna coklat, hijau, atau hitam. Aspergillus sp secara mikroskopis mempunyai hifa fertil yang muncul dipermukaan dan hifa vegetatif yang muncul dibawah permukaan. Jamur tumbuh membentuk koloni mold berserabut, smooth, cembung, serta koloni yang kompak berwarna hijau kelabu, hijau coklat, hitam, putih. Warna koloni dipengaruhi oleh warna spora misalnya spora berwarna hijau. Yang semula berwarna putih tidak tampak lagi (Srikandi, F., 1992)

Fusarium  merupakan  jamur yang mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil dan hidupnya bersifat parasitoit pada organism lain serta didukung oleh suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang rendah sekali Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan inangnya serta jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar (Pracaya, 2007). Gejala serangan Fusarium  yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini (Irzayanti, 2008)



BAB III
 PELAKSANAAN PRAKTIKUM



III.1     Waktu Pelaksanaan
Praktikum Isolasi Jamur Patogen Tanaman dilakukan pada Kamis 20 April 2017 di Laboratorium Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian UPN “Veteran “ Jawa Timur.

III.2     Alat dan Bahan

            Alat     : Kaca Pembesar                                  : Bunsen
                        : Mikroskop                                         : Jarum Ose
                        : Cawan Petri                                      : Pisau Scalpel
                        : Tabung Reaksi                                              : Pipet
                        : Gelas Arloji                                       : Gelas Benda
                        : Gelas Penutup                                               : Korek
                        : Isolasi                                                            : Plastik
            Bahan  : Specimen tumbuhan sakit (Kecipir dan Belimbing)
                        : Media PDA
                        : Alkohol 70%
                        : Aquadest Steril

III.3     Cara Kerja
            Penyiapan Media
1.      Menyiapkan seluruh alat, bahan, dan LAF.
2.      Memasukkan seluruh alat dan bahan kedalam LAF, sebelum memasukkan menyemprotnya dengan alcohol 70% termasuk tangan.
3.      Menyalakan Bunsen dengan korek api.
4.      Membuka tutup media PDA yang berada dalam tabung Erlenmeyer.
5.      Membuka pembungkus cawan petri yang telah steril.
6.      Memanaskan secara bersamaan permukaan cawan petri dan juga leher Erlenmeyer.
7.      Menuangkan media PDA pada cawan petri secukupnya (Apabila media PDA memadat, dicairkan dengan cara merebusnya terlebih dahulu).
8.      Menunggu hingga media yang berada pada cawan petri memadat.
9.      Mematikan Bunsen dan menutup LAF.
Menyiapkan specimen tumbuhan yang terserang jamur.
1.      Menyiapkan seluruh alat dan bahan. Tanaman sakit yang diindikasikan terserng jamur adalah kecipir dan belimbing.
2.      Pada masing – masing tanaman dibersihkan dengan cara menyemprot alcohol 70%
3.      Memotong bagian akar dan daun pada masing – masing tanaman menggunakan pisau scalpel (1/2 bagian sakit, ½ bagian sehat)
4.      Meletakkan potongan bagian tanaman pada gelas arloji.
5.      Memasukkan seluruh potongan specimen dalam LAF.
Isolasi
1.      Menyalakan Bunsen kembali yang ada didalam LAF.
2.      Memastikan media PDA dalam cawan petri memadat.
3.      Mengambil jarum ose dan memanaskannya,
4.      Mengambil satu media PDA dan mendekatkannya disekitar nyala api.
5.      Mengambil specimen dengan ose dan meletakkannya pada bagian pinggir (specimen daun kecipir) dan bagian pinggir lainnya untuk specimen akar kecipir.
6.      Menutup cawan petri dan memanaskan permukaannya diatas Bunsen secara merata.
7.      Memberi isolasi pada cawan petri agar terjaga kesterilannya.
8.      Mengulangi hal yang sama pada specimen belimbing.
9.      Memasukkan kedua isolasi pada plastik dan menyimpannya pada tempat yang aman dan bersih.
10.  Menunggu dua hari hingga jamur tumbuh


Pemurnian
1.      Apabila jamur telah tumbuh pada media PDA, maka proses selanjutnya adalah pemurnian. Pemurnian dilakukan Karen pada 1 media terdapat jenis jamur yang berbeda.
2.      Cara pemurnian tidak jauh berbeda dari isolasi jamur.
3.      Menyiapkan media yang baru pada cawan petri sejumlah jamur yang ingin dimurnikan (dua).
4.      Setelah media padat maka mengambil jarum ose dan memanaskannya pada Bunsen.
5.      Membuka isolasi jamur yang tersedia dan mengambil sedikit jamur yang berwarna putih.
6.      Membuka media baru di area Bunsen, kemudian meletakkan sampel jamur berwarna putih di tengan – tengah media.
7.      Menutup cawan petri dan memanaskan permukaannya.
8.      Memberi isolasi cawan petri hingga rapat sampai tidak bercelah.
9.      Melakukan hal yang sama pada jamur berwarna hitam.
10.  Memasukkan kedua hasil pemurnian pada plastik dan menyimpannya di tempat aman serta bersih.
11.  Menunggu selama dua hari hingga jamur berkembangbiak.
12.  Mengamatinya menggunakan kaca pembesar / mikroskop.
13.  Mendokumentasikannya menggunakan kamera / HP.
14.  Mencatat hasilnya.




BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN



IV.1 Hasil Pengamatan
No.
Nama Jamur
Gambar
Keterangan
1.
Aspergillus Sp


Secara morfologi jamur Aspergillus Sp yang ditemukan pada daun cipir berwarna hitam. Ciri-ciri daun kecipir yang terserang jamur ini yaitu berwarna hijau kecoklatan dan layu. Apabila diamati pada mikroskop jamur ini kolomnya berkelompok, mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang. Pada ujung hifa muncul sebuah gelembung,  pada gelembung muncul sterigma, muncul konidium berurutan mirip bentuk untaian mutiara.

2.
     

      Fusarium Sp

Secara morfologi jamur Fusarium Sp yang ditemukan pada akar kecipir, daun belimbing, akar belimbing berwarna putih. Ciri-ciri tanaman yang terserang jamur ini perlaha-lahan layu yang dimulai dari akar kemudian menyebar pada bagian atas karena sifat jamur parasit yang mengambil nutrisi tanaman ( tulang daun pucat dan ). Jamur ini membentuk miselium bersekat dan tumbuh dengan cepat.


IV.2 Pembahasan
- Aspergillus Sp
Kingdom         : Myceteae
Divisi               :Amastigomycota
Kelas               :Ascomycetes
Ordo                :Eurotiales
Famili              : Euroticeae
Genus              : Aspergillus
Spesies            : Aspergillus Sp
            Merupakan jamur yang dapat ditemukan hampir dimana saja seperti sapropit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk, tanah debu, organik, makanan, laboratorium, rumah sakit dan lain-lain. Jamur ini membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora. Cara perkembangbiakannya yaitu hifa /  tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Aspergillus tumbuh pada isolasi spesimen akar kecipir, daun belimbing dan akar belimbing. Ciri khasnya yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Serangan jamur ini menyebabkan gejala nekrotik pada daun, warna tidak normal, bercak melebar dan memanjang mengikuti arah tulang daun. Apabila terinfeksi berat maka berwarna coklat kekuningan seperti terbakar. Cara pengendaliannya yaitu penanaman tanaman talas penggunaan benih / biji sehat, pencabutan dan pemusnahan tanaman sakit.
-  Fusarium Sp
Kingdom         : Fungi
Divisi               : Ascomycota
Kelas               : Sordariomycetes
Ordo                : Hypocreales
Famili              : Nectriaceae
Genus              : Fusarium
Spesies            : Fusarium Sp
            Jamur Fusarium akan menginfeksi akar tanaman terutama yang terluka. Gejala serangannya yaitu tulang daun yang memucat dan menggulungnya daun yang lebih tua karena merunduknya batang, dan dikendalikan dengan dicabut. Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat (septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki struktur fialid yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks.Reproduksi aseksual cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau gumpalan.






BAB V
  KESIMPULAN



Dari Praktikum Isolasi Jamur Patogen Tanaman  dapat disimpulkan bahwa Isolasi adalah proses memindahkan mikroba yang tumbuh di alam untk ditumbuhkan pada media buatan yang dapat berupa NA atau PDA.Jamur merupakan mikroorganisme hidup yang tidak berklorofil sehingga tidak dapat memproduksi makanan sendiri , dan hidup bergantung pada inangnya untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan nutrisinya.Dari hasil pengamatan kami menemukan 2 jenis jamur pathogen yaitu  Fusarium sp dan  Aspergilus sp.Untuk dapat mengidentifikasi lebih dalam tentang 2 jamur pathogen ini membutuhkan pengamatan yang lebihh lanjut mnggunakan peralatan yang lebih canggih.





                                                                                           




DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                                      

Kusnadi, dkk., 2003, Mikrobiologi, UMY Pres: Yogyakarta.
Srikandi, F. 1992. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pracaya,  2007.  Hama Dan Penyakit Tanaman.  Penebar Swadaya,  Jakarta.
Irzayanti, 2008. Hama Penyakit. http://bleckmen.wordpress.com/category/cacao-theobroma

cacao/. Diakses pada 1 Mei 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar