Rabu, 08 Maret 2017

Sistem informasi geografis dan perkembangannya di Indonesia

Sistem Informasi Geografis dan Perkembangannya
 di Indonesia
     Sebelum membahas apa itu Sistem Informasi Geografis (SIG) terlebih dahulu kita mengetahui makna tiap kata yang terdapat pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Kata pertama adalah system kata kedua adalah Informasi dan kata ketiga Geografi.
      Sistem  berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
     Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
        Geografi adalah  ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi"), dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic Information System (GIS) adalah system informasiyang berdasarkan pada data keruangan dan mempresentasikan obyek yang ada di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi merupakan perangkat yang membantu dalam menyimpan datas, memproses data, menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi. SIG merupakan sistem yang terkomputerisasi yang menolong dalam me-maintain data tentang lingkungan dalam bidang geografis (De Bay, 2002). Pada tahun 1989 Aronoff berpendapat bahwa  SIG adalah sekumpulan komponen yang dilakukan secara manual atau berbasis computer yang merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk keperluan store dan pemanipulasian data bereferensi geografis. Menurut pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, isi aktifitas pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam bidang keilmuan yang didasarkan pada peruntukan aktifitas SIG tersebut dilakukan.
        Sistem Informasi Geografis atau SIG ( geographic information system / GIS ) secara sederhana dapat diartikan sebagai sistem manual atau digital (dengan menggunakan komputer sebagai alat pengolahan dan analisis) yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spasial atau geografis (Projo Danoedoro : 1996; 173). Beberapa alasan kenapa SIG banyak dipilih sebagai teknologi informasi spasial yang paling berkembang, adalah :
     Data spasial dan non-spasial dapat digabungkan dan dimanipulasi secara terintegrasi dan simultan,
Kemampuan memunculkan hubungan-hubungan antara berbagai aktivitas menjadi mendasarkan pada pendekatan geografis, Perantara untuk memahami pengetahuan kebumian secara lebih jauh, Manipulasi dan display ilmu pengetahuan kebumian, Pintu memasuki catatan administrasi, Merupakan alat untuk pembuatan kebijakan secara detail.

     Secara Umum fungsi Sistem Informasi Geografis adalah sebagai sebagai berikut :
  1. Melakukan sejumlah operasi/perhitungan dapat dilakukan melalui SIG
  2. Display (layer peta - warna, ukuran, bentuk dan lain-lain),
  3. kompilasi data base non-spasial
  4. Overlay
  5. Buffering (membuat zona buffer (radius objek) pada jarak tertentu di sekitar/sekelilingnya
  6. Memperbaiki/memperbaharui data atau tayangan tabel (SQL)
  7. Memuat hubungan-hubungan keruangan (spatial).

  Membuat peta-peta tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan pembangunan wilayah.
     Dalam SIG  terdapat beberapa komponen  geografis yang diamati antara lain
  1. Litosfer yaitu litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). 
  2. Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah  dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
  3. Atmosfer adalah adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi.
  4. Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
  5. Sosial Budaya





      Dan dalam pelaksanaan SIG / GIS dibutuhkan komponen-komponen berikut antara lain,
  • Hardware ( perangkat keras) adalah bagian fisik komputeryang membantu mempermudah kerja dalam pelaksanaan Sistem Informasi Geografis
  • Software (perangkat lunak) software adalah sebuah aplikasi yang berfungsi menginstruksikan kerja hardwaresuatu system computer. Perangkat lunak yang mempunyai kemampuan untuk mendukung  SIG banyak sekali, dapat disebutkan misalnya : MapInfo, ArcInfo, ArcView, ArcCAD, ArcGIS, ArcMap, Ilwis, Erdas, Immager, ER Mapper, ENVI, R2V, Surfer, Idrisi, SPAN, River Tools AutoCAD dan lain-lain.  Perangkat lunak-perangkat lunak tersebut ada dikenali sebagai software khusus yang dikembangkan untuk SIG atau sebagai software pendukung.
  • Data adalah kumpulan catatan dari fakta dan bentuk jamak dari datum
  • Methode adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi secara detail dan benar
  • People orang yang menjalankan system informasi/server dan pengguna informasi


Perkembangan SIG di indonesia berjalan tidak terlalu cepat, diawali terlebih dahulu dengan perkembangan pengindaraan jauh. Lembaga yang terlibat sejak awal dalam pengembangan pengindaraan jauh seperti LAPAN ( lembaga antariksa penerbangan nasional) dan BAKOSURTANAL ( Badan Survie dan pemetaan nasional) peranya sangat besar dalam mempercepat perkembangan SIG di indonesia. LAPAN adalah lembaga pemerintah indonesia non-deoartemen yang menyediakan data digital khususnya untuk citra pengidaraan jauh dengan satlit. Lembaga ini mempunyai stasiun bumi untuk merekam data pengideraan jauh seperti : citra SPOT, MMS- Lansat dan TM- Lansat. Data citra dari kelembagaan ini dapat di pesan baik dalam bentuk digital maupun dalam bentuk cetak. Sedangkan BAKOSURTANAL berperanan mengkoordinasikan pemetaan dasar dan penyedia data digital berbentuk peta- peta dasar seluruh indonesia. Pada lembaga ini juga tersedia layanan pembelian citra foto udara baik berupa data analog maupun data gital, dan juga penyedia data yang bnersifat grafis.lembaga lain yang juga berperan mendorong perkembangan SIG dan pengindaran jauh di indonesia adalah BPPT (Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi). Di perguruaan tinggi, perkembangan pengindaraan jauh dan SIG awalnya sudah dimulai di UGM, ITB, UI pertengahan 1980-an. Kemudian menyusul beberapa perguruan tinggi yang lain seperti universitas Patimura, ITS, Universitas Bengkulu, UPN, UNDIP, UNHAS, UNPAK, dll.
Di indonesia perkembangan pemakaian SIG dan indraja mulai semarak sekitar awal tahun 1990-an , dimana kebanyakan intansi pemerintah sudah mulai memamfaatkan SIG sebagai sarana untuk pengelolaan data spasial. Dalam hal ini sejak 1990-an hinngga 1996 terdappat 26 proyek besar di indonesia yang menggunakan sarana SIG dan pengindaraan jauh untuk mejalankan aktivitasnya antara lain : land use planning and mapping ( Lupam dan BPN- GTZ), 1 da 2 land resources evaluation and planning (LREP), masing- masing di 8 provinsi di sumatra dan 18 provinsi di luar sumatra, Remote Sensing Technology For Natural Resources Management (BPPT_ ADB) pengembangan SIG untuk mendukung kegiatan POLRI, BPPT-DISINFOLAHTA PORLI, dan pengembangan GIS di 42 kabupaten peserta MREP. Saat ini intansi pemerintah yag sudah memakai SIG antara ;lain: Departemen Kehutanan, Departemen Pertaniaan ( Misalnya: pusat penelitian tanah dan agroklimat), Departement Pertambangan Energi Geologi, PT Telkom , Pertamina, PT Timah, dll). Mentri Negara Lingkungan Hidup, BAPEDAL, departemen Dalam Negeri (BAPPEDA), BPN,Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Transmigrasi Dan Pemukiman Perambahan Hutan,Departemen Pertahanan Dan Keamanan ( Direktorat Toografi dan berbagai instansi lain yang berkaitan), PU,Departemen Keuangan (Ditjen Pajak Dan Bangunan),Departemen Tenaga Kerja, Dan Departemen Kesehatan, Walaupun sudah banyak instansi pemerintah yang memakai teknologi ini sebagai sarana kerjanya, tetapi tingkat pemamfaatanya masih bervariasii, dari yang masih dalam taraf coba-coba hingga yang sudah mantap. Sebagi contoh, Direktorat Pajak Bumi Dan Bangunan, baru menggunakan sarana SIG untuk menunjukkan posisi relatif suatu objek pajak, sedangkan Penetuan Nilai Jual Pajak (NJOP) masih menggunakan prosedur manual (sidik,1996). Saat ini intansi tersebut sedang mengembangkan Sistem Informasi Indikasi Geografis SIIG) sebagi penunjang Sistem Menejemen Imformasi Objek Pajak (SISMIOP). Bagaimana pun juga untuk membuat peran SIG yang besar masih mebuituhkan dukungan kuat dari intasnsi pembuat peta skala besar seperti BPN. Contoh lain adalah BPS, yang sudah mempunyai data spasial tentang administrasi di seluruh indonesia (hingga desa), tetapi data tessebut masih bersumber dari sketsa. Data spasial ini banyak dimamfaatkan untuk penyajian potensi desa atau keadaan desa tetinggal di indoesia. (Pramono, 1996). Departemen Tenaga Kerja juga yang sedang mengembangkan suatu sistem informasi manejemen untuk mengetahui pasar tenaga kerja, yang menggunakan teknologi SIG , tetapi masih dalam taraf uji coba untuk berbagai tujuan ketenaga – kerjaan (Scimidt, 1997). Dalam beberapa hal perkembangan di intansi teknis juga tidak meningkat jauh dan umunya SIG hanya di mamdfaatkan sebagi pembuat produk akhir seperti cetak, belum ke analisa rutin (Tyrie,1999).


Daftar Pustaka :
id.wikipedia.org/wiki/sistem,
id.wikipedia.org/wiki/informasi
id.wikipedia.org/wiki/geografis
Aronoff, S.. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective. Canadan, Ottawa : WDL Publication

Tidak ada komentar:

Posting Komentar