Jumat, 03 Februari 2017

Laporan Praktikum Dormansi pada Biji Trembesi

Dormansi Biji
1.      PENDAHULUAN
Dormansi adalah suatu periode dimana tanaman atau bagian tanaman tidak tumbuh walaupun lingkungan memungkinkan. Dormansi umumnya terjadi pada biji-bijian, umbi-umbian, tunas dan spora. Masa dormansi pada setiap tanaman berfariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun. Dormansi disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur yang tinggi, tidak ada cahaya untuk perkecambahan dan faktor dalam antara lain kulit biji yang terlalu tebal, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah dan embrio yang belum masak. Kulit biji yang terlalu tebal dapat mencegah penyerapan air. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat dan secara mekanik dengan menoreh biji.  
 Dengan dilaksanakannya praktikum kita dapat mengetahui bahwa terjadi peristiwa dormansi pada biji yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terbagi menjadi faktor luar dan faktor dalam seperti yang di jelaskan sebelumnya. Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu yang ekstrim, peristiwa ini bukan hanya tidak aktifnya metabolisme tetapi sering melibatkan proses pengembangan organ-organ atau bahan khusus yang terdapat di dalamnya.

II. Tinjauan Pustaka
Dormansi, yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air.Proses respirasi terhambat, Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan, Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan. Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut (Anonim. 2009).
Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji. Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat (Sasmitamihardja. 1996: 399).
Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan keperluan akan perlakuan chilling (Sasmitamihardja. 1996: 400).
Cara praktis memecahkan dormansi pada benih tanaman pangan dimana Untuk mengetahui dan membedakan serta memisahkan suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh kecambah yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat yaitu dengan perlakuan mekanis, dengan perlakuan kimia, perlakuan perendaman dengan air, perlakuan dengan suhu, dan perlakuan dengan cahaya (Lakitan. 1993: 89).
Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah (Siregar. 2003: 130).


Pada percobaan kali ini kami memakai biji Trembesi () sebagai bahan praktikum dormansi
Kedudukan tanaman mangga dalam sistematis tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Kingdom               : Plantae
2.      Divisi                    : Magnoliophyta
3.      Kelas                     : Magnoliopsida
4.      Ordo                      : Fabales
5.      Famili                    : Fabaceace
6.      Genus                    : Albazia
7.      Species                  : Albazia saman





III. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum berlangsung pada :
 Hari/Tanggal          : Senin,    Oktober  2016 
Pukul                      : 07.00-08.40 WIB
Tempat                   : dilaksanakan di Laboratorium Agronomi  Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
  Alat  dan Bahan
Alat:
1.    Penggaris
2.    Nampan
3.    label
4.   Amplas
Bahan:
1.      Biji Trembesi 40 butir
2.      Tanah
3.      Air hangat
4.      Larutan H2SO4



Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Mengamplas biji trembesi sebanyak 10 butir.
3.      Merendam 10 butir biji trembesi kedalam larutan H2SO4.
4.      Merendam 10 butir biji ke dalam air hangat.
5.      Meniriskan seluruh biji ke tempat berbeda
6.      Menyiapkan nampan berisi tanah yang telah diberi batas perlakuan yaitu 4 perlakuan, 4 perlakuan tersebut adalah control, amplas air hangat dan H2SO4
7.      Menanam
8.      Melakukan pengamatan selama 1 minggu




 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Dormansi setelah 1 minggu
Perlakuan
Jumlah tumbuh/Jumlah biji
Prosentase
Kontrol
1/10
10%
Amplas
10/10
100%
H2SO4
3/10
30%
Air Hangat
6/10
60%


Pembahasan
Dari hasil pengamatan dormansi biji trembesi, presentasi perkecambahan variable control lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan atau variable lain yaitu diangka 10% dari 10 butir atau dapat dikatakan hanya mampu berkecambah 1 butir biji saja. Hal ini disebabkan oleh tingkat kekerasan dari pada biji trembesi yang menyebabkan biji susah berkecambah walau dalam keadaan yang menguntungkan baginya utuk berkecambah. Diatas variable control terdapat variable perlakuan H2SO4 yang memiliki nialai prosentase perkecambahan rendah yaitu 30% dari 10 butir biji trembesi atau berkecambah sejumlah 3 butir biji trembesi. Diperkirakan larutan asam sulfat ini belum terlalu ampuh untuk dapat merusak kulit dari biji trembesi sehingga air yang dibutuhkan biji untuk berkecambah masih sulit untuk masuk ke dalam embrio biji Karena kulit dari biji trembesi masih dalam keadaan keras. Dan pada urutan ketiga perkecambahan ada variable perlakuan perendaman air panas/ hangat dengan mampu berkecambah hingga 60% dari 10 butir biji kecambah atau 6 butir biji trembesi berkecambah, air hangat/panas di sini diperkirakan dapat melunakkan biji dari trembesi dan air tersebut merupakan salah satu kebutuhan daripada biji untuk berkecambah. Dan variable perlakuan pengamplasan merupakan metode paling efektif untuk mempercepat masa dormansi dari biji trembesi, hal ini terbuti pada hasil praktikum kami yaitu Trembesi mengalami perkecambahan sebanyak 100% atau seluruh biji trembesi mengalami perkecambahan, hal ini dikarenakan pengamplasan kulit biji akan merusak kulit dari biji trembesi sehingga air mudah masuk kedalam embrio biji trembesi.
Diperkirakan biji trembesi pertama kali mengalami perkecambahan pada hari ke-3 dari hari setelah penanaman, hal ini dapt kami perkirakan Karena disaat kami melakukan pengamatan 1 minggu setelah tanam, biji trembesi yang berkecambah sebagian bersar sudah tumbuh seperti tanaman sempurna dengan jumlah daun pertanaman sejumlah 3 pasang daun.

Kesimpulan
Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Perkecambahan terjadi Karena factor internal dan factor eksternal. Dari hasil pengamatan kami terhadap variable perlakuan untuk mempercepat masa dormansi, variable perlakuan pengamplasan kulit dapat mempercebat masa dormansi lebih efektif dari variable perlakuan lainnya Karena pengamplasan ini dapat membuat biji berkecambah lebih cepat 100% dari jumlah biji yang ditanam, hal tersebut Karena pengamplasan ini merusak kulit biji sehingga memudahkan mobilisasi nutrisi (air) dan mempercepat metabolism yang terjadi di dalam embrio biji trembesi.


Saran
Adapun dalam pelaksanaan  praktek ini terdapat beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam praktikum kami adalah kurangnya intensitas kami dalam memngamati percobaan kami sehingga kami kurang jelas mengetahui kapan pertama kali mengalami perkecambahan sehingga kami hanya mampu meperkirakan dari usia tanaman dari ciri fisiologis tanaman trembesi yan kami tanam. Dan kekurangan kami yang kedua adalah kurangnya dokumentasi di saat berjalannya proses praktikum sehingga kami tidak/kurang memiliki hasil dokumentasi sebagai bukti konkrit dari berjalannya praktikum yang kami lakukan.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009.Dormansi. http://id.wikipedia.org. Blogspot. Dormansi pada biji.html.
Drajat, Sasmitamihardja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Negeri Makassar. Makassar
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Siregar, Arbaya. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Direktoral Jendral Pendidikan Tingkat

 DEPDIKBUD. Bandung.

Web Program Studi Agroteknologi

Program Studi Agroteknologi www.agroteknologi.upnjatim.ac.id

web UPN "Veteran" Jawa Timur

UPN "Veteran" Jawa Timur www.upnjatim.ac.id