BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Perkembangan
penyakit didukung oleh tiga faktor yaitu inang yang rentan, pathogen yang
virulen, dan lingkungan yang mendukung. Pathogen mempunyai daya virulensi yang
mempu menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi patogenesitas. Gejala layu
dan rontok pada daun serta perkembangan bercak diduga merupakan akibat dari
substansi-substansi yang disekresikan pathogen dalam mekanisme penyerangan
untuk melumpuhkan inang. Substansi utama yang disekresikan pathogen kedalam tubuh
tumbuhan untuk menimbulkan penyakit secara langsung maupun tidak langsung
adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida.
Mikroorganisme
yang dapat merugikan tanaman dapat mengakibatkan tanaman yang menjadi inang
mikroba pengganggu tersebut tumbuh tidak normal, tanaman layu, menguning,
kerdil dan sebagainya. Maka tanaman tersebut mengalami gangguan (sakit).
Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ
tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara
singkat penyakit tanaman perupakan penyimpangan dari keadaan normal. Sejumlah
mikroorganisme (terutama jamur dan bakteri) diketahui merupakan antagonis
terhadap jamur penyebab penyakit tanaman.
1.2.
Tujuan Praktikum
Praktikum
Isolasi Jamur Pathogen Tanaman bertujuan untuk mengetahui, mengerti, dan
memahami cara isolasi jamur pathogen tanaman secara benar. Kemudian dapat
menjelaskan cara isolasi jamur pathogen tanaman secara lancar. Selain itu,
praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat melakukan isolasi jamur pathogen
tanaman dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sel) tidak
mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatic atau talus berupa sel tunggal
(uniseluler) dan umumnya berupa filament atau benang-benang bercabang
(multiseluler), berkembangbiak secara seksual dan aseksual, dinding sel umumnya
terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Jamur merupakan organisme yang
tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mampu untuk memproduksi makan
sendiri karena jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber
karbonnya. Karbon berasal dari sumber anorganik misalnya glukosa. Oleh karena
itu jamur memerlukan senyawa organic baik dari bahan organic mati maupun dari
organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotroph. Jamur ini ada yang hidup
dan memperoleh makanan dari organisme hidup da nada pula yang memperoleh
makanan dari bahan organic mati seperti sisa-sisa hewan atau tumbuhan. Jamur
hidup dan memperoleh makanan dari bahan organic mati dinamakan saprofit,
sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan
parasite. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa
medium biakan untuk jamur biasanya berupa pepton, suatu produk protein yang
terhidrolisis. Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk
strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klasifikasi
dapat ditentukan, secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang
berwarna/tidak berwarna yang disebabkan karena adanya miselia dan spora.
Miselia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta.
Jamur terbagi menjadi beberapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus,
phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia, sporatrichum, botrytis, dll),
dematiaceae (cladosporium, helminthosporium, dll), dan tuberculariaceae
(fusarium). (Kusnadi, 2003)
Aspergillus
sp adalah suatu jamur yang tersebar luas di alam dan bersifat
kosmopolitan. Selain itu, merupakan jamur saprofit sehingga dapat menyebabkan
kerusakan di sejumlah bahan makanan dan biji – bijian karena menghasilkan
mikotoksin. Aspergillus sp adalah
salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme
eukariotik. Dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidia muncul dari
foot cell (misellium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigma dan akan
tumbuh konidia membentuk rantai berwarna coklat, hijau, atau hitam. Aspergillus sp secara mikroskopis
mempunyai hifa fertil yang muncul dipermukaan dan hifa vegetatif yang muncul
dibawah permukaan. Jamur tumbuh membentuk koloni mold berserabut, smooth,
cembung, serta koloni yang kompak berwarna hijau kelabu, hijau coklat, hitam,
putih. Warna koloni dipengaruhi oleh warna spora misalnya spora berwarna hijau.
Yang semula berwarna putih tidak tampak lagi (Srikandi, F., 1992)
Fusarium merupakan jamur yang mempunyai ukuran tubuh yang
sangat kecil dan hidupnya bersifat parasitoit pada organism lain serta didukung
oleh suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang rendah sekali Populasi
akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan inangnya
serta jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar (Pracaya,
2007). Gejala serangan Fusarium
yang mana awalnya
tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan
tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah
terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah
warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk
jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui
mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi.
Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini
(Irzayanti, 2008)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Waktu Pelaksanaan
Praktikum
Isolasi Jamur Patogen Tanaman dilakukan pada Kamis 20 April 2017 di
Laboratorium Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian UPN “Veteran “ Jawa Timur.
III.2 Alat dan Bahan
Alat : Kaca
Pembesar :
Bunsen
: Mikroskop :
Jarum Ose
: Cawan Petri :
Pisau Scalpel
: Tabung Reaksi : Pipet
: Gelas Arloji : Gelas Benda
: Gelas Penutup : Korek
: Isolasi :
Plastik
Bahan : Specimen
tumbuhan sakit (Kecipir dan Belimbing)
: Media PDA
: Alkohol 70%
: Aquadest Steril
III.3 Cara Kerja
Penyiapan Media
1. Menyiapkan
seluruh alat, bahan, dan LAF.
2. Memasukkan
seluruh alat dan bahan kedalam LAF, sebelum memasukkan menyemprotnya dengan
alcohol 70% termasuk tangan.
3. Menyalakan
Bunsen dengan korek api.
4. Membuka
tutup media PDA yang berada dalam tabung Erlenmeyer.
5. Membuka
pembungkus cawan petri yang telah steril.
6. Memanaskan
secara bersamaan permukaan cawan petri dan juga leher Erlenmeyer.
7. Menuangkan
media PDA pada cawan petri secukupnya (Apabila media PDA memadat, dicairkan
dengan cara merebusnya terlebih dahulu).
8. Menunggu
hingga media yang berada pada cawan petri memadat.
9. Mematikan
Bunsen dan menutup LAF.
Menyiapkan specimen tumbuhan yang
terserang jamur.
1. Menyiapkan
seluruh alat dan bahan. Tanaman sakit yang diindikasikan terserng jamur adalah
kecipir dan belimbing.
2. Pada
masing – masing tanaman dibersihkan dengan cara menyemprot alcohol 70%
3. Memotong
bagian akar dan daun pada masing – masing tanaman menggunakan pisau scalpel
(1/2 bagian sakit, ½ bagian sehat)
4. Meletakkan
potongan bagian tanaman pada gelas arloji.
5. Memasukkan
seluruh potongan specimen dalam LAF.
Isolasi
1. Menyalakan
Bunsen kembali yang ada didalam LAF.
2. Memastikan
media PDA dalam cawan petri memadat.
3. Mengambil
jarum ose dan memanaskannya,
4. Mengambil
satu media PDA dan mendekatkannya disekitar nyala api.
5. Mengambil
specimen dengan ose dan meletakkannya pada bagian pinggir (specimen daun
kecipir) dan bagian pinggir lainnya untuk specimen akar kecipir.
6. Menutup
cawan petri dan memanaskan permukaannya diatas Bunsen secara merata.
7. Memberi
isolasi pada cawan petri agar terjaga kesterilannya.
8. Mengulangi
hal yang sama pada specimen belimbing.
9. Memasukkan
kedua isolasi pada plastik dan menyimpannya pada tempat yang aman dan bersih.
10. Menunggu
dua hari hingga jamur tumbuh
Pemurnian
1. Apabila
jamur telah tumbuh pada media PDA, maka proses selanjutnya adalah pemurnian.
Pemurnian dilakukan Karen pada 1 media terdapat jenis jamur yang berbeda.
2. Cara
pemurnian tidak jauh berbeda dari isolasi jamur.
3. Menyiapkan
media yang baru pada cawan petri sejumlah jamur yang ingin dimurnikan (dua).
4. Setelah
media padat maka mengambil jarum ose dan memanaskannya pada Bunsen.
5. Membuka
isolasi jamur yang tersedia dan mengambil sedikit jamur yang berwarna putih.
6. Membuka
media baru di area Bunsen, kemudian meletakkan sampel jamur berwarna putih di
tengan – tengah media.
7. Menutup
cawan petri dan memanaskan permukaannya.
8. Memberi
isolasi cawan petri hingga rapat sampai tidak bercelah.
9. Melakukan
hal yang sama pada jamur berwarna hitam.
10. Memasukkan
kedua hasil pemurnian pada plastik dan menyimpannya di tempat aman serta
bersih.
11. Menunggu
selama dua hari hingga jamur berkembangbiak.
12. Mengamatinya
menggunakan kaca pembesar / mikroskop.
13. Mendokumentasikannya
menggunakan kamera / HP.
14. Mencatat
hasilnya.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama Jamur
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Aspergillus Sp
|
|
Secara morfologi jamur Aspergillus Sp yang ditemukan
pada daun cipir berwarna hitam. Ciri-ciri daun kecipir yang terserang jamur
ini yaitu berwarna hijau kecoklatan dan layu. Apabila diamati pada mikroskop
jamur ini kolomnya berkelompok, mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang.
Pada ujung hifa muncul sebuah gelembung,
pada gelembung muncul sterigma, muncul konidium berurutan mirip bentuk
untaian mutiara.
|
2.
|
|
|
Secara morfologi jamur Fusarium Sp yang ditemukan pada
akar kecipir, daun belimbing, akar belimbing berwarna putih. Ciri-ciri
tanaman yang terserang jamur ini perlaha-lahan layu yang dimulai dari akar
kemudian menyebar pada bagian atas karena sifat jamur parasit yang mengambil
nutrisi tanaman ( tulang daun pucat dan ). Jamur ini membentuk miselium bersekat
dan tumbuh dengan cepat.
|
IV.2
Pembahasan
-
Aspergillus Sp
Kingdom : Myceteae
Divisi :Amastigomycota
Kelas :Ascomycetes
Ordo :Eurotiales
Famili : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus Sp
Merupakan
jamur yang dapat ditemukan hampir dimana saja seperti sapropit pada
tumbuh-tumbuhan yang membusuk, tanah debu, organik, makanan, laboratorium,
rumah sakit dan lain-lain. Jamur ini membentuk filamen-filamen panjang
bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora.
Cara perkembangbiakannya yaitu hifa /
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Aspergillus tumbuh
pada isolasi spesimen akar kecipir, daun belimbing dan akar belimbing. Ciri
khasnya yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma sekunder karena
phialidesnya bercabang 2 kali. Serangan jamur ini menyebabkan gejala nekrotik
pada daun, warna tidak normal, bercak melebar dan memanjang mengikuti arah
tulang daun. Apabila terinfeksi berat maka berwarna coklat kekuningan seperti
terbakar. Cara pengendaliannya yaitu penanaman tanaman talas
penggunaan benih / biji sehat, pencabutan dan pemusnahan tanaman sakit.
-
Fusarium Sp
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : Nectriaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium Sp
Jamur
Fusarium akan menginfeksi akar tanaman terutama yang terluka. Gejala
serangannya yaitu tulang daun yang memucat dan menggulungnya daun yang lebih
tua karena merunduknya batang, dan dikendalikan dengan dicabut. Golongan Fusarium
dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat
(septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki struktur fialid
yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun
merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks.Reproduksi aseksual
cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang
tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan
tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta
bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel
tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya terdiri dari 1-3 sel,
berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau gumpalan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
Praktikum Isolasi Jamur Patogen Tanaman
dapat disimpulkan bahwa Isolasi adalah proses memindahkan mikroba yang
tumbuh di alam untk ditumbuhkan pada media buatan yang dapat berupa NA atau
PDA.Jamur merupakan mikroorganisme hidup yang tidak berklorofil sehingga tidak
dapat memproduksi makanan sendiri , dan hidup bergantung pada inangnya untuk
mendapatkan dan memenuhi kebutuhan nutrisinya.Dari hasil pengamatan kami
menemukan 2 jenis jamur pathogen yaitu Fusarium
sp dan Aspergilus sp.Untuk dapat mengidentifikasi lebih dalam
tentang 2 jamur pathogen ini membutuhkan pengamatan yang lebihh lanjut
mnggunakan peralatan yang lebih canggih.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, dkk., 2003,
Mikrobiologi, UMY Pres: Yogyakarta.
Srikandi, F. 1992.
Dasar – Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pracaya, 2007.
Hama Dan Penyakit Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Irzayanti, 2008. Hama
Penyakit. http://bleckmen.wordpress.com/category/cacao-theobroma
cacao/.
Diakses pada 1 Mei 2017.